Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perubahan atau Pergeseran Makna Kata


JufrikaBlog. Bahasa Itu Sangat Dinamis Sebuah Bahasa Bias Tumbuh Dan Berkembang Berubah Mengglobal Atau Juga Sebaliknya. Bahasa Yang Tenggelam Dan Mati Di Bawa Oleh Penuturnya Juga.
Dinamika Bahasa Tersebut Terjadi Pada Dalam Ranah Makna, Karena Berbagai Faktor Makna Kata Dapat Berubah Atau Bergesernya Dari Makna Yang Sebelumnya.

Macam-macam perubahan makna :

1. Meluas (generalisasi) 
Cakupan makna sekarang (kini) lebih luas daripada makna yang lama.

Contoh :
A. Pelayaran ke negara Perancis itu dipimpin oleh Kapten Sugianto. Kata pelayaran dulu atau asalnya bermakna mengarungi lautan dengan perahu layar. Kini kata pelayaran bermakna mengarungi lautan dengan kapal bermesin.
B. Siapa yang Ibu cari di sini? Kata ibu memiliki makna asal orang tua kandung yang wanita. Kata ibu saat dapat untuk menyebut wanita yang berkedudukan lebih tinggi daripada kita.
2. Menyempit (spesialisasi) 
Cakupan makna kata yang sekarang lebih sempit atau terbatas daripada makna yang dulu atau makna asalnya.

Contoh :
A. jufrika danil bercita-cita ingin menjadi sarjana teknik elektro. Kata sarjana dulu dipakai untuk menyebut cendekiawan atau orang pintar atau orang berilmu. Sekarang kata sarjana dipakai untuk menyebut orang yang telah lulus dari jenjang strata satu di perguruan tinggi
B. Sekarang ini di kota-kota besar banyak terdapat biro jasa yang menyalurkan para pembantu. Makna asal kata pembantu adalah orang yang membantu. Sekarang kata pembantu dipakai untuk menyebut pembantu rumah tangga atau pelayan.

3. Membaik (Amelioratif)
Suatu proses perubahan makna yang membuat makna kata baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai rasa bahasanya daripada makna kata lama.

Contoh 1 :
Direktur perusahaan jufrikablog ini ternyata berbini tiga. Kata bini dianggap baik pada masa lampau, tetapi sekarang dirasakan kasar.
Contoh 2 :
Empat narapidana kabur dari lembaga pemasyarakatan itu. Kata kabur dianggap baik pada masa lampau, yaitu lari, tetapi sekarang dirasakan kurang baik, yaitu menghilang.
4. Sinestesia, Perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan.

Misalnya: pengecap, pendengaran, pendengaran, pengecap, penglihatan, pengecap.

Contoh 1 :
Suara penyanyi Erni Johan sampai saat ini masih empuk. Kata empuk sebenarnya yang merasakan adalah peraba (kulit) dengan makna lunak atau tidak keras. Akan tetapi, pada kalimat tersebut kata empuk yang merasakan adalah indra pendengar ( telinga) dengan makna merdu.
Contoh 2 :
Pidatonya hambar. Kata hambar sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap (lidah) dengan makna tawar atau tidak ada rasanya. Kata hambar dalam kalimat tersebut yang merasakan indra pendengar (telinga) dengan makna monoton atau kurang menggairahkan
5. Asosiatif
Perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.

Contoh :
Janganlah kita membiasakan diri memberi amplop dalam mengurus sesuatu! Kata amplop berarti alat untuk menyimpan surat. Berdasarkan sifat ini, kata amplop dipakai untuk menyatakan makna memberi uang sogokan atau uang
6. Amelioratif
Pada awalnya, kata ini memiliki makna kurang baik, kurang positif, tidak menguntungkan, akan tetapi, pada akhirnya mengandung pengertian makna yang baik, positif, dan menguntungkan.

Contoh :
Wanita, pramunikmat, dan warakawuri merupakan kata-kata yang dipakai untuk lebih menghaluskan, menyopankan pengertian yang terkandung dalam kata-kata tersebut.

7. Peyoratif
Makna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata daripada makna kata pada awal pemakaiannya.

Contoh :
Kawin, gerombolan, oknum, dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun atau negatif.
 Ucapkan Terimakasih untuk blog ini, dan dukung kami dengan mengklik iklan disamping sobat.